Senin, 26 Desember 2011

PENTINGNYA “SMS CENTER MASJID”



Quantcast
Zaman kita telah berubah, bahkan perubahannya begitu sangat cepat, terlebih lagi perubahan tersebut didorong oleh berbagai media komunikasi, baik cetak maupun televisi yang banyak bermunculan. Hampir setiap lini kehidupan tak lepas dari pantauan dan liputan media, baik itu jajaran pemerintahan hingga rakyat jelata. Perkembangan informasi saat ini begitu mengila dan talah mampu menembus batas wilayah dan ruang waktu. Orang begitu mudah berkomunikasi, menyampaikan pendapat, saran, bertansaksi dll, tanpa harus repot dan bersusah payah seperti tempo dulu.
Sarana komunikasi yang  menjadi  tren di zaman ini dan sangat poluler adalah HP. Hampir setiap rumah, bahkan setiap orang, tidak tua ataupun muda, laki-laki ataupun perempuan, pintar maupun bodoh, kaya maupun miskin sudah bisa dipastikan memiliki HP. Dalam perkembangannya HP telah menjadi sarana komunikasi yang murah meriah bagi kebanyakkan  ummat manusia saat ini.
Tetapi sayangnya perkembangan yang sangat mudah, inovastif dan sangat membantu ini kurang mendapatkan sambutan yang positif masjid-masjid kita hari ini, sehingga hampir bisa dipastikan kebanyakkan masjid telah ketinggalan zaman. Terlebih lagi jika masjid diurus oleh pengurus yang gagap teknologi dan berparadigma lama, sudah tentu kemudahan informasi ini tidak akan berpengaruh bagi perkembangan masjid saat ini.

Dicari takmir Masjid yang masih Produktif

 


Quantcast
Melihat fenomena pengelolaan masjid hari ini, seringkali dirasa sangatlah membosankan, dikatakan demikian pasalnya masjid saat ini dari tahun ke tahun cenderung tidak ada perubahan dalam pengelolaan masjidnya, kalaupun ada yang berubah biasanya hanya pada bangunan dan fasilitas semata, sedangkan dalam persoalan aktivitas cenderung nol besar, contohnya yakni pengelolaan remaja masjid, pengelolaan dana kas masjid dll, banyak yang berjalan asal jalan, tanpa memiliki Visi dan arah yang jelas, sehingga sepuluh tahun yang lalu dengan saat ini, mampir tidak ada perubahan. Maka wajar kalau banyak yang merasa bosan dengan fenomena masjid hari ini yang tidak mampu memberikan perubahan yang berarti pada ummat, bahkan kecenderungannya masjid saat ini banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan atau partai tertentu pada saat menjelang pemilu.

MELURUSKAN Pengelolaan Infaq/Kas Masjid hari ini

 

Tema di atas  sengaja saya angkat untuk menindaklanjuti dari tema-tema sebelumya, khususnya tema yang terkait dengan pengelolaan kas masjid pada buletin sebelumya, yakni yang membahas “Kemana Infaq jum’atan anda selama ini disalurkan/dimanfaatkan” pada tema tersebut di atas penulis banyak mendapatkan masukkan, baik secara langsung, melalui email maupun situs, bahwa ternyata masih ada saja takmir/pengurus masjid yang tetap bertahan untuk menyimpan dana kas masjidnya dan tidak segera menyalurkannya untuk ummat yang membutuhkan, takmir/pengurus tadi berdalil bahwa kas masjid untuk persediaan/cadangan dana kalau sewaktu-waktu dibutuhkan.

Manajemen Masjid seharusnya lebih baik dari Manajemen RT (Rukun Tetangga) ….

 

Sebelum membahas tema diatas perlu saya sampaikan atas respon dari masyarakat tentang berbagai tulisan dalam buletin ini sebelumnya, yakni yang berhubungan dengan masjid, antara lain tema “Dicari Takmir masjid yang memiliki Visi dan Misi Pemberdayaan Ummat”, “Kemana Infaq juma’atan anda selama ini disalurkan/dimanfaatkan” dan masih banyak tulisan lainnya yang segera hadir dihadapan pembaca sekalian, baik yang saya muat di situs maupun buletin kita tercinta, Insya Allah.
Dari respon masyarakat yang masukkan, terbagi menjadi 3 kelompok, pertama, Kelompok yang pasif, Kedua, kelompok yang menentang, karena mereka merasa dikritik dan “ditelanjangi”, kelompok ini didominasi mereka yang tidak enghendaki perubahan serta ketiga, mereka yang memberikan dukungan, kelompok ini diwakili mereka yang menginginkan perubahan dan berharap masjid memiliki Visi ke depan dengan baik dan jelas.
Berbagai respon atas tulisan tersebut, penulis serahkan pada masyarakat untuk memberikan penilaian, kewajiban penulis hanya menyampaikan dan membangun para paradigma ummat agar memberikan perhatian yang serius terhadap kemajuan masjidnya, jangan sampai masjid terkesan hanya untuk ibadah ritual semata. Tidak hanya itu, penulis pun siap diajak diskusi jika diminta, tentunya permintaan tersebut dengan cara yang baik dan elegan dan tidak dengan cara yang kasar sebagaimana seorang “raja”.

Training Baitul Maal Masjid di Masjid AL HIDAYAH Cemani lama, Sukoharjo

Kata temanku : Kalau Infaq “jangan” ke Masjid …?

Dalam sebuah diskusi ringan dengan salah seorang pemuda muslim, yang saat itu membahas tentang peran dan fungsi Baitul Maal Masjid, banyak sekali lontaran ide dan gagasan yang mengalir begitu banyak diruang diskusi. Dari sekian banyak gagasan dan lontaran ide yang mengemuka, ada satu hal yang menarik perhatianku untuk terus ku renungkan dan ku pikirkan dengan seksama.

KETIKA PENGURUS MASJID hanya pandai membangun fisik masjid semata ……


Quantcast
Pada saat aku diminta untuk menjadi pemateri disalah satu acara Training yang bertemakan Optimalisasi Baitul Maal Masjid, yang diselenggarakan oleh salah satu Radio di kota bengawan, ada beberapa pertanyaan dari pendengar yang cukup membuat saya prihatin dengan perjalanan masjid kita saat ini. Dari sekian banyak pertanyaaan yang masuk dari pendengar (yang mayoritas jama’ah masjid ditempatnya masing-masing), mereka umumnya mengeluhkan seringnya pengurus masjid, dalam hal ini Ketua Takmir masjidnya yang hanya berorientasi membangun fisik masjid semata dan kurang peduli dengan pembangunan pada ummat.