Senin, 26 Desember 2011

KETIKA PENGURUS MASJID hanya pandai membangun fisik masjid semata ……


Quantcast
Pada saat aku diminta untuk menjadi pemateri disalah satu acara Training yang bertemakan Optimalisasi Baitul Maal Masjid, yang diselenggarakan oleh salah satu Radio di kota bengawan, ada beberapa pertanyaan dari pendengar yang cukup membuat saya prihatin dengan perjalanan masjid kita saat ini. Dari sekian banyak pertanyaaan yang masuk dari pendengar (yang mayoritas jama’ah masjid ditempatnya masing-masing), mereka umumnya mengeluhkan seringnya pengurus masjid, dalam hal ini Ketua Takmir masjidnya yang hanya berorientasi membangun fisik masjid semata dan kurang peduli dengan pembangunan pada ummat.


Salah satu pertayaannya yang saya sertakan pada tema kali ini yakni, ustadz saya mau tanya? Masjid di tempat saya dananya banyak, tapi dana yang banyak tersebut seringkali hanya digunakan oleh pengurus masjid untuk membangun fisik masjid semata, sedangkan pembinaan TPA/TPQ cenderung asal jalan, remaja kadang ada kadang tidak, trus program pemberdayaan ummat pun tak berjalan dengan baik dan lain sebagainya. Kemudian sang penanya memambahkan lagi, lalu bagaimana solusinya ustadz masjid di tempat saya,tolong diberikan jawaban dan solusinya?
Pembaca sekalian, ketika mendapatkan pertanyaan ini, saya hanya bisa memberikan jawaban yang singkat, yang tentu saja kurang memuaskan bagi penanya. Jawaban saya yakni, ini lah realita masjid kita hari ini, jika masjid dipegang oleh pengurus masjid yang hanya pandai membangun fisik masjid semata.
Kemudian saya tambahkan lagi, solusinya hanya satu yakni cari ketua /pengurus masjid yang “pandai” membangun ummat. “Pandai” disini tidak harus memiliki gelas S1 atau S2 ataupun seorang dosen Perguruan Tinggi. Sebab banyak realita hari ini, dengan banyaknya gelar belum tentu memiliki pemahaman yang benar bagaimana membangun ummat disekitar masjid dengan baik.
Maka, jika pengurus masjid dipimpin oleh mereka yang hanya memiliki gelar semata, sedangkan pemahaman dan ilmunya untuk membangun ummat tidak punya, maka yang terjadi yakni, ketika dirinya diamanahi mengelola masjid, tentu hanya mendasarkan pada konsep teoritis semata, yang sangat jauh dari harapan ummat disekitar masjid. Terlebih lagi jika Ketua Takmir/pengurus masjid tersebut enggan untuk belajar dari orang lain atau meningkatkan kemampuannya. Untuk itu, jika hal ini terjadi pada masjid anda, maka ujung-ujungnya yang akan dilakukan Ketua Takmir/pengurus masjid anda, tentu sudah bisa ditebak, yakni akan berorientasi membangun fisik masjid semata.
Kenapa demikian ? Sebab membangun fisik masjid adalah perkara yang mudah dilakukan, asal ada dana semua orang bisa melakukannya, tanpa konsep dan pemikiran yang matang pun bisa. Waktunya pun cenderung singkat dan hasilnya bisa membuat orang kagum dengan Ketua Takmir/pengurus masjinya karena kehebatannya membangun fisik masjid yang megah. Hal ini sangat berbeda jika membangun kemandirian dan generasi ummat, membutuhkan waktu yang sangat lama, butuh kesabaran dan keistiqomahan dan cenderung tidak nampak hasilnya secara kasat mata.
Maka, ketika pembangunan masjid berhasil dibangun dengan megah, orang akan bisa menilai bahwa dirinya seakan-akan telah menjadi Ketua Takmir/pengurus masjid yang berhasil mensejahterakan jama’ah dan ummat Islam disekitar masjid, padahal kenyataannya tidaklah demikian.
Pembaca sekalian, dialog diatas adalah sekelumit dari problematika masjid kita saat ini, maka problematika sebagaimana pertanyaan di atas, tidak ada solusi lain kecuali :
  1. Anda mencari pengganti Ketua Takmir Masjid yang selama ini pandainya hanya membangun fisik masjid semata, dengan Ketua Takmir Masjid yang pandai membangun ummat dan peduli dengan kondisi ummat disekitar masjid .
  2. Atau anda harus bisa mendorong Ketua Takmir Masjid ditempat anda saat ini, agar menjadi Ketua Takmir Masjid yang pandai membangun ummat, jika Ketua Takmir Masjid anda pandai membangun ummat, tentunya dia akan sangat berhati-hati dalam mengelola dana masjid. Dirinya akan berpikir 1.000 x untuk membangun fisik masjid, sebelum jama’ah dan masyakatat sekitar masjid sejahtera melalui masjidnya.
Pembaca sekalian, mungkin anda bertanya bagaimana caranya untuk bisa menjadi Ketua Takmir Masjid yang pandai membangun ummat ? Untuk bisa menjadi Ketua Takmir Masjid yang pandai membangun ummat itu TPS (Tidak Pakai Sulit) dan TPL (Tidak Pakai Lama), siapapun bisa, asal anda punya peradigma (cara pandang) yang tepat dalam mengurus/mengelola masjid. Apa paradigma tersebut ? Paradigma tersebut saya istilahkan dengan “Jangan lakukan 3 hal”, yakni :
1. JANGAN simpan Kas Masjid di Bank/ diendapkan di Bendahara Masjid semata
2. JANGAN berpikir untung dan rugi terhadap dana masjid, jika itu digunakan untuk pemberdayaan ekonomi ummat disekitar masjid anda.
3. JANGAN takut habis jika dana tersebut seluruhnya disalurkan untuk ummat yang membutuhkan, sebab yang memberi dana hanya Allah Swt.,
Jika paradigma ini anda miliki, Insya Allah anda akan berhasil menjadi Ketua Takmir Masjid yang pandai membangun ummat. Jika anda telah berhasil membangun ummat, jangan lupakan pembangunan fisik masjid seperlunya saja dan penuh kehati-hatian, misalkan jika sholat berjama’ah maghib atau Isya’ saja tempat masih banyak yang kosong, kenapa harus dilebarkan? Jika atap masjid saja masih kokoh, kenapa haris direnovasi total ? dll
Kesimpulan : Ummat hari ini membutuhkan Ketua Takmir Masjid yang pandai membangun ummat, meskipun mencari Ketua Takmir Masjid yang pandai membangun ummat bukan perkara mudah untuk dilakukan. Semoga dengan paradigma Jangan Lakukan 3 hal, sebagaimana yang saya sampaikan di atas memberikan pencerahan dan perbaikan bagi masjid kita hari ini. Sehingga nantinya akan banyak muncul Ketua Takmir Masjid yang pandai membangun ummat, yang akan mengalahkan Ketua Takmir Masjid yang hanya bisa membangun fisik Masjid semata. Ketua Takmir Masjid yang pandai membangun ummat…..ku tunggu kehadiranmu…. Ngak pakai lama ya ? …..Wallahu ‘alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar